Minggu, 27 Januari 2013

Tugas Bahasa Indonesia

  • Analisis Kesalahan Berbahasa 

  • 1. KESALAHAN LEKSIKAL PADA KARANGAN MAHASISWA BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DARMASISWA UNJ : SEBUAH STUDI KASUS ANALISIS KESALAHAN1. PendahuluanKesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses pembelajaran merupakanhal yang lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti nyatabahwa pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan secarabertahap. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa sebagai sebuah prosesdari belajar bahasa.Belajar bahasa merupakan sebuah proses untuk dapat menggunakan bahasa yangdipelajari (bahasa target). Dalam prosesnya, pembelajaran ini akan diarahkan padakegiatan menerima bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatanmemproduksi bahasa (produktif). Kedua proses ersebut –reseptif-produkif-merupakan proses yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajar akanmampu memproduksi bahasa dengan baik bila pada awalnya telah melalui prosesreseptif secara baik.Dalam pembelajaran bahasa, pembelajar diarahkan pada empat keterampilanberbahasa yang merupakan bagian dari proses reseptif dan proses produktif.Termasuk dalam proses reseptif adalah kegiaan membaca dan menyimak(mendengar), sementara yang termasuk dalam kegiatan produkif adalah kegiaanmenulis dan berbicara. Demikianlah keempat kegiatan tersebut akan salingmendukung dan saling mempengaruhi hasil dari pembelajaran bahasa.Salah satu proses produktif berbahasa yang dapat menunjukkan hasil dari kegiatanbelajar bahasa adalah kegiaan menulis. Menulis sebagai sebuah bentuk produktifberbahasa dapat menjadi pengukur kemampuan pembelajar dalam penguasaan
  • 2. bahasa yang dipelajarinya. Melalui hasil tulisan itu pula pengajar dapat melihatdan menilai kemampuan bahasa pembelajarnya.Pembelajar BIPA adalah pembelajar asing yang mempelajari bahasa Indonesiasebagai bahasa keduanya. Penguasaan dalam penggunaan bahasa Indonesia yangbaik dan sesuai kaidah menjadi target pembelajaran yang ingin dicapai oleh parapembelajar. Dalam prosesnya, pembelajaran BIPA ini sama halnya denganpembelajaran bahasa asing bagi para pembelajar Indonesia.Secara umum, para pembelajar BIPA juga melakukan berbagai kesalahan dalammenggunakan kaidah bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa. Hal ini bisadipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat interlingual maupunintralingual. Kesalahan-kesalahan ini juga dapat terlihat dari berbagai aspekkebahasaan seperti kesalahan substansi (meliputi kesalahan penggunaan ejaan dantanda baca), kesalahan leksikal, kesalahan tingkat tatabahasa, sampai padakesalahan tingkat wacana.Namun, pada studi kasus berikut, analisis kesalahan akan dilakukan hanya padatingkat leksikal yang berhubungan dengan kesalahan pemilihan kata. Mengingatbahwa pemilihan kata berkenaan dengan penguasaan kosakata pembelajar.Penguasaan kosakata pembelajar yang diaplikasikannya dalam memilih kata yangtepat dalam konteks tulisannya akan sangat mempengaruhi makna tulisan tersebut.Oleh karena itulah, kesalahan tingkat ini menjadi pilihan untuk dianalisis.2. PembahasanAnalisis kesalahan menurut James merupakan sebuah paradigma yang hadirsetelah adanya analisis kontrastif. Dinyatakan oleh James perihal analisiskesalahan secara jelas sebagai berikut: This paradigm involves first independently or ‘objectively’ describing the learner’s IL (that is, their version of the TL) and the TL it self, followed by a comparison of the two, so as to locate mismatches. The novelty of Error
  • 3. Analysis, distinguishing it from CA, was that the mother tongue was not supposed to enter the picture. The claim was made that errors could be fully described in terms of the TL, without the need to refer to the L1 of the learners.(James, 1998:5)Dalam penjelasan tersebut James mengatakan bahwa analisis kesalahanmerupakan sebuah paradigma yang memiliki kebebasan atau bersifat objektifdalam menggambarkan interlanguge pembelajar yang dalam hal ini disebutsebagai bahasa taget. Dalam pandangan ini dikatakan bahwa secara keseluruhananalisis ini digambarkan berdasarkan bagian dari bahasa target pembelajar dantidak menghubungkannya dengan bahasa pertama (bahasa ibu) pembelajar.Berdasarkan pandangan tersebut maka dapat diketahui bahwa analisis kesalahanyang akan dilakukan berikut ini merupakan sebuah analisis yang bersifat objektifdan merupakan upaya penggambaran secara utuh kemampuan pembelajar dalammenggunakan bahasa targetnya. Dengan demikian, latar belakang bahasa pertamapembelajar (L1) dapat menjadi pertimbangan saja bahwa salah satu penyebab darikesalahan yang terjadi adalah karena pengaruh bahsa ibu pembelajar, namun bisalebih dikarenakan adanya factor-faktor lain, tergantung pada bentuk asli atautampilan dari pembelajar tersebut dalam menggunakan bahasa targetnya.Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat analisis kesalahanini adalah sebagai berikut:1) Tahap elisitasi2) Tahap pendaftaran3) Tahap penerimaan4) Tahap identifikasi5) Tahap description errors6) Tahap penentuan status7) Tahap diagnosisTahapan-tahapn di atas merupakan tahapan yang disarankan oleh James dalammelakukan analisis kesalahan.
  • 4. Berdasarkan tahapan-tahapn di atas maka analisis berikut ini dapat digambarkansebagai berikut:1) Tahap ElisitasiPada tahap pertama ini, elisitasi diartikan sebagai adanya upaya pemunculankesalahan. Pada prosesnya, tahap elisitasi ini dilakukan dengan memberikanpenugasan kepada pembelajar untuk menghasilkan bahasa dalam bahasa target.Dalam kasus ini, pembelajar diminta untuk membuat sebuah karangan bebasdengan tema yang tidak ditentukan. Hasil dari tulisan atau karangan pembelajarinilah yang akan menjadi bahan analisis.2) Tahap PendaftaranKarangan yang akan dianalisis pada kasus ini adalah sebuah karangan yang dibuatoleh seorang pembelajar BIPA dengan latar belakang kebangsaan Brazil.Pembelajar ini telah mengikuti pembelajaran bahasa selama dua semester dalamprogram BIPA Darmasiswa di Universitas Negeri Jakarta. Program Darmasiswamerupakan program pengenalan bahasa dan budaya Indonesia kepada pembelajar-pembelajar asing yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas) Republik Indonesia.Karangan berikut dibuat oleh pembelajar BIPA tingkat menengah yang diperolehdari kelas membaca-menulis yang diselenggarakan dalam program ini. Judul darikarangan ini adalah “Tiga Saat di Bawah Kepanasan Jakarta”. Pendaftaran padakarangan ini dilakukan dengan memberikan identitas tulisan berupa pembagianparagraf-paragraf dengan penomoran pada baris pada tiap-tiap paragraf.
  • 5. 3) Tahap PenerimaanBerdasarkan analisis selanjutnya, karangan ini merupakan karangan “normal”yang dibuat oleh pembelajar dengan menggunakan bahasa target pembelajar,yakni bahasa Indonesia. Karangan ini juga dibuat untuk keperluan pembelajarandalam kelas membaca-menulis BIPA.4) Tahap IdentifikasiSeperti telah disebutkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dalam halini meliputi beberapa level atau tingkat, antara lain kesalahan tingkat substansi,kesalahan tingkat tatabahasa, kesalahan tingkat leksikal, dan kesalahan tingkatwacana. Namun demikian, analisis ini dikhususkan pada kesalahan tingkatleksikal saja.Adapun dinyatakan James perihal kesalahan tingkat leksikal adalah “Oneconvenient way to classify lexical errors is in terms of the sorts knowledge ofwords that people have”. (James, 1998: 144)Kesalahan-kesalahan yang dapat diklasifikasikan dalam kesalahan tingkat leksikaladalah istilah sedikitnya pengetahuan tentang bahasa dalam bahasa target.Dalam hal ini, terdapat beberapa kategori kesalahan leksikal secara fomal, yaknimisselection (salah dalam pemilihan kata), misformation (salah dalampenempatan), dan distortion (penyimpangan). (James, 1998: 145-151)Sementara dari sisi kesalahan semantik atau makna, terdapat dua jenis kesalahanyang termasuk dalam kesalahan leksikal, yakni confusion of sense relations dancollocational errors. (James, 1998: 151-154)5) Tahap Pendeskripsian KesalahanKesalahan leksikal yang ditemukan dalam tulisan dapat dideskripsikan sebagaiberikut:
  • 6. 1) Pemilihan tulisan dengan judul “Tiga Saat di Bawah Kepanasan Jakarta” memperlihatkan beberapa kesalahan pemilihan kata. Pilihan kata saat oleh penulis dianggap kurang tepat. Penulis mengambil sinonim dari kata saat yakni kata waktu. Dalam bahasa Indonesia kata saat yang menggambarkan waktu biasanya dipasangkan dengan kata suatu saat yang bersinonim dengan suatu waktu. Meskpun dalam konteks tersebut kata saat bersinonim dengan kata waktu, untuk konteks judul di ataskata tersebut dirasa tidak dapat saling menggantikan. Penggunaan Tiga Saat pada judul tersebut tidak tepat secara makna karena yang tepat adalah menggunakan Tiga Waktu.2) Kata Kepanasan yang digunakan dalam judul dianggap kurang tepat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kepanasan bermakna sebagai suatu hal (keadaan panas); keadaan merasa panas; kena panas matahari; dan terlampau panas. Kata kepanasan dalam konteks judul kurang tepat digunakan karena sebenarnya maksud dari tulisan tersebut adalah menyatakan tempat. Oleh karena itu, pilihan kata yang tepat seharusnya adalah udara panas. Dengan demikian, judul yang tepat dari tulisan tersebut seharusnya “Tiga Waktu di Bawah Udara Panas Jakarta”.3) Pada paragraf pertama baris ke-1 Terdapat kalimat Semenjak saat saya keluar…. Pada kalimat tersebut terdapat kata semenjak yang diikuti kata saat dianggap mubazir, karena sebenarnya kata saat dalam kalimat itu bisa dihilangkan.4) Pada baris ke-6 di paragraf pertama terdapat kalimat Meskipun kami menghampiri jam duabelas…. Kata menghampiri pada kalimat tersebut dianggap kurang tepat, karena makna kata menghampiri dalam KBBI adalah mendekati; datang mendekat yang biasanya diikuti nomina, sehingga jam duabelas yang menyatakan waktu tidak tepat diawali dengan kata menghampiri. Kata yang lebih tepat untuk mengganti kata tersebut adalah menginjak.5) Pada paragraf ke-2 baris pertama terdapat kalimat Pada berbagai saat, saya….Penggunaan Pada berbagai saat tersebut tidak tepat. Perhatikan analisis pertama penggunaan kata saat sebagai sinonim kata waktu itu
  • 7. dianggap kurang tepat sehingga maknanya menjadi rancu. Demikian halnya dengan penggunaan pada berbagai saat tersebut yang sebenarnya mengacu pada di setiap waktu atau di setiap kesempatan. Bilapun akan digunakan kata depan pada, kalimat yang tepat untuk kalimat tersebut sebaiknya menggunakan Pada setiap kesempatan atau Pada berbagai kesempatan. Kata berbagai kurang tepat jika dipasangkan dengan kata saat, sehingga jika dipasangkan maknanya akan menjadi rancu.6) Pada paragraf ke-3 baris ke-4 terdapat kalimat Berdiam di sana……., orang- orang yang berwarna kulitnya berbeda…..Pemilihan kata berwarna pada kalimat tersebut merupakan kesalahan. Kata berwarna merupakan hasil dari pengimbuhan kata warna menggunakan imbuhan ber-. Makna kata tersebut adalah memiliki makna mempunyai warna. Oleh karena itu, kata tersebut harus diikuti oleh kata sifat warna seperti putih, merah, hitam, dsb. Dapat juga kata tersebut menjadi frase warna kulitnya. Oleh karena itu, untuk menjadi tepat, pemilihan kata berwarna harus diganti dengan kata warna saja.7) Pada paragraf 3 baris ke-8 terdapat kalimat …………..sampai paru-paru saya mulai disakiti. Pemilihan kata disakiti pada kalimat tersebut salah karena kata disakiti merupakan kata kerja yang bersifat pasif dan membutuhkan pelaku. Sementara kalimat tersebut sebenarnya bermaksud memberikan makna bahwa paru-paru saya mulai sakit.Dengan demikian, penggunaan kata dasar sakit sebenarnya akan memberikan makna yang dimaksudkan oleh penulis.8) Pada paragraf 3 baris ke-12 terdapat kata diucapi pada kalimat Satu kalimat yang diucapi….. Kata diucapi dalam kamus bahasa Indonesia tidak ditemukan, karena kata tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan konteks kalimat yang ada, penulis sebenarnya bermaksud menyampaikan kata diucapkan.9) Pada paragraf 4 baris ke-3, penulis tidak menggunakan kata depan dari dalam kalimatnya, padahal kata tersebut memerlukan kata depan dari untuk kalimat …berbagai orang yang pakai ilmu hitam untuk mencuri orang lain. Sebelum kata orang lain sebenarnya dibutuhkan kata depan dari.
  • 8. 10) Pada paragraf 5 baris ke-5 terdapat sebenarnya terdapat kalimat langsung yang berbunyi “Kalau kamu berjalan sendiri, menjagalah kesadaran pada diri sendiri….” Kata menjagalah dalam bahasa Indonesia itu tidak ada. Kata yang ada adalah kata menjaga, dijaga, dan kata jagalah. Untuk kata yang bermaksud memberikan perintah atau peringatan sebagai kata yang tepat untuk mengganti kata menjagalah tersebut dapat digunakan kata jagalah.11) Pada paragraf 6 baris ke-2 terdapat kata kepanasan pada kalimat Campuran kain kepanasan….Kata kepanasan tersebut tidak tepat digunakan karena makna kepanasan mengacu pada makna keadaan atau sifat. Sementara itu yang dimaksudkan oleh penulis sebenarnya adalah Campuran kain dengan bahan yang panas.12) Pada paragraf yang sama di baris ke-5 terdapat kata merasa yang tidak tepat. Karena kata merasa merupakan kata kerja transitif yang memerlukan objek. Namun, pada kalimat tersebut kata merasa diikuti oleh kata keterangan tempat di tempat lain. Oleh karena itu, kata merasa lebih tepat diganti dengan kata rasakan.13) Pada paragrapf 7 baris ke-3 terdapat kata menyala yang tidak tepat penggunaannya. Dalam KBBI, makna kata menyala adalah tampak keluar nyalanya. Untuk konteks kalimat …..menyala sebatang Djarum Coklat…. Itu merupakan sebuah kesalahan, karena makna yang ingin disampaikan adalah penulis membuat nyala. Untuk makna tersebut, kata yang tepat adalah kata menyalakan.14) Pada paragraf 10 baris ke-5 terdapat kata bersia-sia. Dalam bahasa Indonesia, tidak terdapat kata bersia-sia. Oleh karena itu, imbuhan ber- pada kata tersebut memang tidak dibenarkan dalam bahasa Indonesia dan harus dihilangkan, sehingga penulis cukup menggunakan kata dasarnya, yakni kata sia-sia.15) Pada paragraf yang sama di baris ke-6 terdapat kata muntah yang tidak tepat penggunaannya. Makna yang ingin disampaikan oelh penulis dalam konteks kalimat tersebut adalah mengeluarkan kembali apa-apa yang sudah masuk ke
  • 9. dalam perut. Oleh karena itu, kata yang tepat untuk kalimat tersebut adalah memuntahkan.16) Pada paragraf yang sama baris ke- 9 terdapat penggunaan kata pada yang tidak tepat. Mengacu pada tatabahasa Indonesia, penggunaan kata depan pada yang benar adalah untuk menyatakan tempat atau tempat keberadaan. Sementara itu, pada konteks kalimat tersebut, makna yang ingin disampaikan adalah penggunaan kata depan yang menyatakan sasaran. Oleh Karena itu, penggunaan kata depan untuk lebih tepat.17) Pada paragraf 11 baris ke-5 terdapat penggunaan kata sebesar yang diikuti oleh kata enam. Penggunaan kata sebesar tersebut salah karena kata sebesar digunakan untuk menyatakan ukuran. Sementara itu, pada kalimat tersebut digunakan untuk menyatakan jumlah. Dengan demikian, kata sebesar sebaiknya diganti dengan kata sebanyak.18) Pada paragraf yang sama di baris ke-8 terdapat penggunaan kata depan untuk yang sebenarnya tidak perlu.19) Pada paragraf yang sama baris ke-9 terdapat kata dikurangi yang sebenarnya kurang tepat. Kata yang dibutuhkan untuk kalimat tersebut adalah kata kerja intransitif atau kata yang tidak memerlukan objek, sehingga kata dikurangi lebih baik diganti dengan kata berkurang.20) Pada baris selanjutnya di paragraf yang sama terdapat kata dilindungi. Kata dilindungi yang digunakan oleh penulis tidak tepat, karena kata dilindungi merupakan kata kerja pasif yang memerlukan objek, sehingga diperlukan objek yang melindungi dalam konteks kalimat tersebut. Sementara itu, penulis membuat kalimat …dilindungi dari matahari….Pada konteks kalimat tersebut imbuhan di-I tidak tepat karena kata selanjutnya dimulai dengan kata dari, bukan kata oleh. Oleh karena itu, penggunaan kata berimbuhan yang tepat untuk kalimat tersebut seharusnya adalah terlindung.21) Pada pargraf 12 baris ke-3 terdapat kata yang benar. Pemilihan kata tersebut dianggap salah, karena bila menggunakan kata yang benar itu berarti mengacu pada yang salah. Sementara makna yang ingin disampaikan bahwa penulis mengenal ibu tersebut dengan nama “Mbah” dan tidak mengetahui nama
  • 10. sebenarnya dari ibu tersebut. Oleh karena itu, kata yang benar sebaiknya diganti dengan kata sebenarnya.22) Pada paragraf 14 baris pertama terdapat kata dihancur yang sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut sebenarnya dapat diganti dengan menggunakan kata dasarnya saja, yakni kata hancur.23) Pada paragraf yang sama di baris ke-7 terdapat pemilihan kata sabar yang digunakan oleh penulis dalam menggambarkan kondisi jenazah. Pemilihan kata sabar untuk konteks tersebut tidak tepat karena kata sabar mengacu pada sifat manusia yang tahan menghadapi cobaan dan tidak lekas marah. Sementara itu, yang digambarkn oleh penulis adalah kondisi jenazah, sehingga kata tersbut tidak tepat. Oleh karena itu, untuk menggambarkan kondisi jenazah penulis sebaiknya memilih kata tenang atau damai.24) Pada baris selanjutnya penggunaan kata mengatakan tidaklah tepat karena yang diperlukan dalam kalimat tersebut adalah kata kerja pasif dikatakan.25) Pada baris ke-11 terdapat kata mengenai yang digunakan oleh penulis. Kata mengenai bermakna tentang dan tidak tepat digunakan pada konteks kalimat tersebut. Kata mengenai pada kalimat tersebut dapat diganti dengan kata menimpa.26) Pada baris selanjutnya terdapat kata menghiburinya. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan me-I bermakna melakukan berulang-ulang. Sementara untuk kata hibur, imbuhan tersebut tidak dapat digunakan. Imbuhan yang dapat digunakan hanyalah imbuhan me- menjadi menghibur. Oleh karena itu, kata menghiburinya dapat diganti dengan kata menghiburnya.27) Pada baris selanjutnya terdapat penggunaan kata sedikit yang sebenarnya mengacu pada makna waktu. Penggunaan kata sedikit tidak tepat dan dapat digantikan dengan kata sebentar.28) Pada paragraf 14 baris ke-2 terdapat kata mancingan yang sebenarnya dimaksudkan untuk menyatakan tempat. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan yang tepat untuk menyatakan tempat adalah imbuhan pe-an, sehingga kata yang benar untuk mengganti kata tersebut adalah kata pemancingan.
  • 11. 6) Tahap Penentuan Status / Pengategorian KesalahanBerdasarkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam karangan yangdianalisis, adanya penyimpangan-penyimpangan dari kaidah bahasa Indonesiayang terjadi dalam karangan tersebut secara umum dapat dikategorikan sebagaikesalahan karena penulis atau pembelajar melakukan pengulangan dari kesalahan-kesalahan tersebut.Contoh yang dapat dilihat adalah pada penggunaan kata kepanasan yangdigunakan oleh pembelajar secara berulang-ulang dan konsisten. Kata kepanasantersebut digunakan pembelajar karena pembelajar tersebut memang tidakmengetahui penggunaan kata kepanasan yang tepat untuk mewakili makna yangingin disampaikannya.Demikian juga dengan kesalahan penggunaan kata berimbuhan. Penggunaan kataberimbuhan yang bersifat pasif banyak digunakan oleh penulis untuk kata-katayang seharusnya menggunakan kata kerja intransitif.Secara garis besar, status yang ditemukan dalam karangan tersebut lebih banyakmerupakan kesalahan atau errors.7) Tahap DiagnosisKesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam karangannya,khususnya dalam tingkat leksikal berkenaan dengan kesalahan pemilihan katapada umumnya bukanlah terletak pada kurangnya penguasaan kosakatapembelajar. Indikasi yang menunjukkan kurangnya kosakata pembelajar dapatditemukan hanya dalam beberapa kesalahan saja, seperti pemilihan kata sabaryang seharusnya damai atau tenang.
  • 12. Adapun kesalahan-kesalahan yang lebih banyak ditemukan dalam tingkat leksikalini adalah kesalahan pemilihan kata berimbuhan dalam kalimat. Pembelajarcenderung menggunakan kata-kata dengan imbuhan yang kurang tepat sehinggamakna dari kalimat yang dibuatnya menjadi tidak jelas. Selain itu, pembelajarjuga sering melakukan kesalahan menggunakan kata kerja transitif untuk kata-katayang seharusnya menggunakan kata kerja intransitif. Ada juga kesalahanpembelajar menggunakan kata-kata berimbuhan yang seharusnya tidakmemerlukan imbuhan.Di sinilah terjadi salah penempatan yang dilakukan olehpembelajar.Kesalahan yang lebih fatal adalah pembelajar menggunakan kata berimbuhanyang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Di sini terlihat adanya penyimpanganterhadap pemahaman penggunaan imbuhan yang dilakukan oleh pembelajar.Selain kesalahan leksikal yang bersifat formal, kesalahan tingkat leksikal dari segisemantik berupa kebingungan dalam menentukan hubungan makna dan kesalahanmenyandingkan kata juga terjadi dalam tulisan pembelajar. Secara semantik,pembelajar melakukan kesalahan dalam menyandingkan kata misalnya pada kataberbagai saat, tiga saat, maupun pada sebesar enam yang seharusnya berbagaikesempatan, tiga waktu, dan sebanyak enam.3. PenutupBerdasarkan analisis kesalahan yang dilakukan pada karangan bebas yang dibuatoleh mahasiswa BIPA berkebangsaan Brazil, ditemukan kesalahan tingkat leksikalyang bersifat formal baik berupa misselection, misformation, maupun distortion.Demikian juga untuk kesalahan tingkat leksikal yang berkenaan dengan makna,ditemukan kesalahan berupa kebingungan dalam menentukan hubungan maknadan kesalahan dalam menyandingkan kata dalam bahasa Indonesia.
  • 13. Pada umumnya, kesalahan-kesalahan yang ditemukan dapat dikategorikan sebagaikesalahan dan bukan merupakan kekeliruan, karena kesalahan-kesalahan tersebutterjadi secara berulang-ulang dan konsisten dilakukan oleh pembelajar.Berdasarkan studi kasus tersebut, saran yang dapat diberikan kepada para pengajarbahasa, khususnya dalam pembelajaran BIPA adalah agar lebih memperbanyaklatihan atau praktik dalam menggunakan kata-kata, sehingga pembelajar akanterbiasa dan lebih memahami segala bentuk pemilihan kata, penempatan kata,maupun pengidentifikasian kata-kata dalam bahasa Indonesia. Pembelajar jugaharus lebih banyak diberi latihan dalam menggunakan kata-kata tersebut dalamsuatu konteks sehingga pembelajar tak lagi merasa kebingungan dan tak merasakesulitan untuk menyandingkan kata-kata dalam bahasa Indonesia.
  • 14. Daftar PustakaChaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.2008.James, Carl. Errors in Language Learning and Use. London and New York: Longman. 1998.
  • 15. KESALAHAN LEKSIKAL PADA KARANGAN MAHASISWA BAHASAINDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DARMASISWA UNJ : SEBUAH STUDI KASUS ANALISIS KESALAHAN (Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kontrastif dan Analisis Kesalahan) Dosen Pengampu:1. Prof. Dr. Emzir, M.Pd. 2. Prof. Dr. Jenny Disusun Oleh Marlina (7316080108) PROGRAM STUDI S-2 PENDIDIKAN BAHASA PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2009
  • 16. Filename: Anakes UASDirectory: D:MarlienakademikPascaAnakonTemplate: C:Documents and SettingsmarlinApplication DataMicrosoftTemplatesNormal.dotmTitle:Subject:Author: userKeywords:Comments:Creation Date: 8/30/2009 4:15:00 AMChange Number: 2Last Saved On: 8/30/2009 4:15:00 AMLast Saved By: userTotal Editing Time: 1 MinuteLast Printed On: 11/13/2012 5:19:00 PMAs of Last Complete Printing Number of Pages: 15 Number of Words: 3,035 Number of Characters: 19,798 (approx.) 

Sumber    : http://www.slideshare.ne

Tidak ada komentar:

Posting Komentar