Jumat, 23 November 2012

Nasijaha ungguli blusukan ala Jokowi

 

Ada argumen yang menyatakan bahwa boltim itu kabupaten yang suka copy paste. menangapi pendapat tersebut seorang teman saya yang kebetulan berasal dari boltim mengatakan bahwa pendapat orang2 tersebut sah-sah saja dan mungkin bukan bermaksud untuk menghina boltim. menurutnya wajar bila boltim dikatakan sebagai kabupaten yang suka copas, logikanya seorang bayi yang baru lahir pastilah senantiasa mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya, melakukan copy paste untuk menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya rasanya bukan hal yang salah bukan.

namun yang jadi permasalahan menurut kawan saya tadi, Boltim justru sering mengikuti program2 pemerintah kabupaten lain yang justru kurang manfaatnya untuk boltim dan tidak memunculkan ciri khas boltim, seperti yang selalu dikatakan oleh pak bupati tentang karakter kabupaten boltim. bukan bualan semata faktanya bisa sejanak kita kembalikan memori kita pada tanggal 3 mei 2011, dimana dihari itu pemerintah boltim membuat suatu program pembakaran nasijaha. program yang katanya terukuir di Musium Rekor Indonesia.

menurut data yang ada ternyata program seperti itu sudah pernah dilakukan didaerah minahasa, entah apa alasan dari pemerintah boltim melakukan hal yang sama. mungkin pemerintah boltim kurang kreatif atau bodoh? mengapa kami mengatakan demikian?jelas saja pertama, program itu sudah pernah dilakukan di kabupaten lain. Kedua, nasijaha bukanlah makanan khas boltim. mengapa pemerintah tidak berpikir untuk mencari sesuatu yang berciri khas kan boltim dalam upaya pemecahan rekor MURI?. Ketiga, kalau memang bernafsu untuk mencantumkan boltim dalam catatan rekor muri, apakah harus dengan program pembakaran nasijaha?lupakah kita bahwa boltim hari itu menjadi daerah penuh asap?apakah pemerintah boltim lupa dengan apa yang mengancap bumi kita saat ini?lebih baik ditadak menyumbangkan hal positif untuk bumi dari pada sedikit negatif untuk menghancurkanya.

sayangny program2  yang tidak banyak bermanfaat seperti itu pernah sempat terealisasi di Boltim.
sekadar trend kepemimpinan ala jokowi yang suka maelakukan 'Blusukan' yang justru banyak bermanfaat bagi proses kepemimpianan seseorang, yang akhir2 ini sering ditiru oleh presiden SBY, tidak dicoba untuk dicopy paste dan dipraktek oleh pemerintah boltim. belum terpikir atau malas melakukannya, hanya dua kemungkianan itu.karena berharap lebih kreatif dari tren blusukan rasanya mustahil bagi pemerintah boltim.