Kata Pengantar
Puji beserta syukur
penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “PENINGKATAN
KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN METODE PEMBELAJARAN INTEGRATIF
SISWA KELAS V SD NEGERI 002 KASIKAN KECAMATAN TAPUNG HULU ’’ ini.
Karya
tulis ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai persyaratan untuk
mengikuti Ujian Nasional di SMA Negeri 1 Tapung Hulu Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Edi Rusma Dinata. S.Pd selaku Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
2. Bapak Parulian Manalu, SP selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum.
3. Bapak Muhammad Yusnarwan, S. Pd selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Humas sarana dan prasarana.
4. Ibu Hotmaida Napitupulu, S. Pd selaku wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan.
5. Bapak Sutrisno, SE selaku Pembina OSIS.
6. Ibu Krismiwidianingsih, A.Md selaku guru pembimbing bidang studi Sosiologi
7. Bapak Syamsurizal, S.Pd selaku Wali Kelas XII IPS 2
8. Majelis Guru dan seluruh para karyawan SMA Negeri 1 Tapung Hulu yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama kurang lebih 3 tahun, sehingga menambah wawasan yang baru kepada penulis.
9. Untuk
kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dan dorongan kepada
penulis, agar selalu sukses dalam menuntu ilmu untuk kehidupan yang
lebih baik, sehingga penulis dapat berguna bagi bangsa dan Negara serta
agama. Semoga curahan kasih sayang keduanya mendapat ridha dari Tuhan
Yang Maha Esa.
10. Kepada keluarga besar SDN 002 Kasikan yang telah sudi meluangkan waktu untuk penulis terutama Kepada Bapak Risno Hidayad, A.Ma selaku guru kelas V SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar
11. Untuk seluruh temanku di SMA N 1 Tapung Hulu yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak terhadap kesalahan dan kekurangan dalam isi maupun penyusunannya,
baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika pembahasannya.
Sebab bak kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak atau dengan
pepatah lain tak ada ranting yang tak akan patah” , oleh sebab itu
Penulis mengharpkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan
dengan adanya karya tulsis ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat
kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya.
Kasikan, 25 Maret 2009
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………. iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………………………………… 3
1.3 Pembatasan Masalah …………………………………………………………………….. 3
1.4 Perumusan Masalah……………………………………………………………………….. 3
1.5 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………………… 4
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………………………………. 4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Hakikat Kemampuan Menyimak ……………………………………………………….. 6
2.2 Metode Integratif …………………………………………………………………………………. 11
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian ……………………………………………………………………………… 13
3.2 Waktu Penelitian ……………………………………………………………………………….. 13
3.3 Subjek Penelitian ……………………………………………………………………………… 13
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………………….. 13
3.5 Teknik Analisis Data ………………………………………………………………………….. 14
3.6 Indikator Kinerja ………………………………………………………… 14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………… 16
4.2 Saran ………………………………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa
Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan
disekolah, mata pelajaran ini penting karena merupakan alat untuk
mempelajari pelajaran lainnya. Karena itu kemampuan menguasai pelajaran
ini sangat berpengaruh pada penguasaan pengetahuan dan pelajaran
lainnya. Semakin tinggi penguasaan pelajaran bahasa Indonesia,
diharapkan akan semakin tinggi penguasaan pelajaran lainnya, oleh karena
itu siswa Sekolah Dasar agar dapat menguasai pelajaran ini.
Pelajaran
bahasa Indonesia dikemas dalam empat aspek atau disebut standar
kompetensi yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan yang satu dengan yang lainnya saling mendukung, saling
mempengarui dan saling berhubungan. Standar kompetensi menyimak
misalnya, sangat dipengaruhi oleh keterampilan berbicara, membaca dan
menulis.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar. Menyimak
merupakan dasar bagi beberapa keterampilan berbahasa yang lain, yaitu :
berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak juga sangan berpengaruh
terhadap mata pelajarann yang lain.
Penguasaan
menyimak pada diri seseorang akan terjadi lebih mudah apabila seseorang
tersebut mengetahui konteks wacana yang disimak. Pengetahuan yang ada
pada diri seseorang ( penyimak ) tersebut sangat berperan dalam proses
menyimak. “ penyimak yang berhasil dalam simakannya adalah yang dapat
memanfaatkan baik pengetahuan yang telah mereka miliki yang berhubungan
dengan materi yang mereka simak” ( Nunan. 1991 : 18 ). Artinya seseorang
penyimak baru dapat berhasil memahami teks yang dibacanya apabila siswa
tersebut memiliki pengetahuan yang relevan dengan apa yang disimaknya.
Demikian
pentingnya keterampilan menyimak dalam kehidupan manusia pada umumnya
dan dunia pendidikan pada khususnya membuat penulis tertarik untuk
melakukan penelitian pada keterampilan ini. Juga dilatar belakangi oleh
adanya kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran menyimak yaitu,
rendahnya kemampuan siswa ( anak didik SDN 002 Kasikan ) ditandai dengan kurang mampunya siswa dalam menjawab pertanyaan guru tentang materi yang sudah dipelajari.
Rendahnya
tingkat kemampuan menyimak siswa pada dasarnya disebabkan oleh dua hal
yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor dari luar diri
siswa. faktor dari dalam siswa misalnya
faktor pisik dan psikis. Faktor pisik siswa misalnya, alat pendengar
yang tidak sempurna dan alat indra lainya seperti mata dan sebagainya.
Sedangkan faktor psikis adalah kesiapan mental, pikiran, motivasi,
minat, ingatan, watak sifat, dan termasuk keadaan sehat, sakit dan
lingkungan sosial siswa. Faktor dari sekolah misalnya, pembelajaran
menyimak yang belum optimal karena berbagai hal diantaranya kurang
memadai sarana dan prasarana yang dibutuhkan keterampilan menyimak.
Disamping itu yang juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya faktor
dari guru yang kurang tepatnya metode pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik akan melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dengan metode pembelajaran Integratif
Siswa Kelas V SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu. Penulis
memilih judul tersebut karena penulis tertarik untuk mendalami hal
tersebut dan ingin mengetahui lebih dalam apa penyebab para peserta
didik kesulitan untuk lebih optimal dalam menyimak sebuah pelajaran,
untuk memudahkan penulis dalam mendapatkan data maka penulis melakukan
kerja sama dengan guru kelas V SDN 002 Kasikan yakni Bapak Risno
Hidayad, A.Ma selaku guru kelas V SDN 002 Kasikan. kesulitan yang
dialami anak didik terlihat pada nilai ulangan dengan rata
– rata daya serapnya 5,6. hasil ini belum mencapai ketuntasan belajar
serta klasikal karena Kriteria Ketuntasan Mengajar ( KKM ) yang
ditetapkan oleh SD Negeri 002 Kasikan adalah 6,0.
Guru kelas V tersebut mencoba meningkatkannya dengan menerapkan Metode Integratif .
Metode ini maksudnya merupakan pelajaran dengan melibatkan semua
kererampilan dalam bahasa Indonesia yaitu : menyimak, berbicara, dan
menulis. Selain itu, dalam pelaksanaannya semua sarana dalam diri dan
luar siswa juga dapat diberdayakan secara optimal.
Penelitian
ini diharapkan dapat memotivasi guru dalam mengajar terutama bahasa
Indonesia. Hasilnya diharapkan berguna untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Juga dapat bermanfaat bagi pembelajaran yang akan datang.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam hal ini masalahnya adalah bagaimanakah Kelas V SD Negeri 002 Kasikan meningkatkan kemampuan menyimak siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menyimak cerita rakyat dengan metode integratif.
1.4 Perumusan Masalah
Masalah
rendahnya kemampuan meyimak cerita rakyat siswa kelas V SD Negeri 002
Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar akan dicoba diatasi
dengan melaksanakan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah metode integratif .
caranya, pembelajaran dilaksanakan secara terpadu. Pokok pembelajaran
adalah menyimak, akan tetapi dalam pelaksanaannya melibatkan berbicara,
membaca, dan menulis.
1.5 Tujuan penelitian
1. Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2008-2009 di SMA Negeri 1 Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
2. Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemanpuan menyimak
cerita rakyat siswa kelas V SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu.
3. Sebagai
sarana peningkatan wawasan dan juga ilmu bagi penulis sendiri khusunya
bagaiamana cara meningkatkan motivasi belajar pada anak didik.
1.6 Manfaat penelitian
Penelitian
tindakan ini merupakan inovasi atau perbaikan pembelajaran bahasa
Indonesia dalam aspek menyimak. Hasilnya diharapkan dapat bermanfaat
bagi siswa, guru, dan sekolah.
1.2.1 Bagi siswa
a. Meningkatkan kretifitas siswa dalam belajar bahasa Indonesia
b. Meningkatkan keterampilan menyimak cerita rakyat
c. Meningkatkan motovasi belajar siswa
d. Meningkatkan kemapuan siswa pada mata pelajaran lainnya.
1.2.2 Bagi guru / penulis
a. Meningkatkan pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran menyimak
b. Menambah wawasan atau kemampuan guru dalam pengajaran menyimak
c. Meningkatkan pengetahuan tentang metode integratif
d. Mengetahui berbagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan menyimak
e. Sebagai motivasi oleh penulis untuk melakukan penelitian dan tindakan pada masa yang akan datang.
f. Dapat
bermanfaat sebagai bahan referensi dalam penelitian ataupun penulisan
karya ilmiah kedepannya, sehingga membawa manfaat bagi adik-adik kelas
selanjutnya
1.2.3 Bagi sekolah
a. Meningkatkan mutu pendidikan
b. Menambah fasilitas dalam pembelajaran di sekolah
c. Untuk menjadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar
d. Memperkaya metode pembelajaran yang telah diterapkan sekolah
e. Memberi motovasi bagi guru lain untuk melakukan penelitian dan inovasi dalam pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Hakikat Kemampuan Menyimak
2.1.1 Pengertian Menyimak
Kata
menyimak sudah sangat akrab dengan telinga setiap orang. Namun
dilapangan bayak orang yang salah mengartikan menyimak. Menutur sebagian
orang menyimak sama atau bersinonim dengan kata mendengar dan
mendengarkan. Dan bagi sebagian lagi mengartikan menyimak berbeda dengan
mendengar dan mendengarkan . bagi penulis sendiri ketiga kata tersebut
memiliki perbedaan makna disamping ada sedikit persamaannya.
Dalam kamus lengkap Inggris Indonesia susunan
Prof. Dr. S. Wojowasito dan Poerwadarminta ( 1974 : 72 ), ( 1 )
mendengar = to hear ( 2 ) menyimak = to listen. Sedangkan dalam kamus
umum bahasa Indonesia susunan W.Y.S. Poerwadarminta yang
diolah kembali pusat pembinan dan pengembangan Bahasa ( 1976 : 947 )
menyimak = mendengarkan ( memperhatikan ) baik – baik apa yang diucapkan
atau dibaca orang.
Greene
dan Walter dalam suhendar ( 1997 : 2 ) menjelaskan bahwa ada empat
langkah proses menyimak yaitu ( 1 ) mendengar , ( 2 ) mengerti, ( 3 ) mengevaluasi, ( 4 ) menanggapi. Pendapat ini didukung Suhendar (
1997 : 2 ) “ menyimak merupakan proses perubahan bentuk bunyi menjadi
wujud makna “ Artinya menyimak menyimak itu merupakan keterampilan
reseftif dan bersifat fasif. Menyimak itu hanya didapatkan dari bunyi
bahasa.
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa peristiwa menyimak akan
melalui dua proses mendengar dan mendengarkan. Dalam menyimak ada unsur
kesengajaan bahkan telah dipersiapkan terlebih dahulu tentang apa saja
yang akan menjadi fokus perhatian terhadap apa yang akan disimak.
Artinya ketika seseorang akan menyimak, dia akan mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan saat kegiatan menyimak berlangsung. Orang yang
mempersiapkan faktor pisik dan psikis yang matang maka hasil simakan
diprediksi akan maksimal . sebaliknya, seseorang yang menyimak tampa
persiapan baik pisik maupun psikis diperkirakan hasil simakannya kurang
maksimal.
Menyimak
merupakan kegiatan mendengarkan dengan penuh pemahaman, perhatian,
apresiasi, dan interpretasi untuk memproleh informasi. Menangkap ide
atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampakan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kegiatan menyimak
berlangsung dengan konsep atau persiapan yang jauh lebih komplek
dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, keiatan menyimak
melibatkan dua aktivitas sekaligus. Pertama aktivitas pisik yang akan
menentukan ketika kegiatan menyimak berlangsung, seseorang tidak akan
dapat menyimak dengan baik jika inderap pendengarannya terganggu. Kedua,
menyimak melibatkan aktivitas psikis yaitu pikiran. Suatu hal yang
mustahil seseorang dapat menyimak dengan maksimal jika pikirannya sedang
susah atau terganggu.
Mukhtar dan Anilawati ( 2006 : 3 ) mengatakan bahwa menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses menyimak inporasi yang
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mendengarkan, memahami,
menginterpretasi, menilai, dan memberikan respon terhadap apa yang
disimak. Peristiwa menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan,
penghayatan, ingatan, pengertian, bahka hati nurani.
Pendapat tersebut didukung oleh Tarigan ( )
mengatakan “ Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi, menilai,
dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya. Menyimak melibatkan
pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan pengertian “.
Disisi
lain, Faisal ( 2005 : 11 ) mengatakan bahwa menyimak adalah kemampuan
menangkap pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan, menyimak adalah
proses yang mencakup kegiatan mendengar bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi makna bunyi bahasa kemudian menilai dan menaggapi bunyi bahasa tersebut.
Secara
singkat penulis menyimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan
sungguh – sungguh atau konsentrasi apa yang diucapkan atau tulisankan
oleh pembicara ( bahan simakan ) untuk mendapatkan informasi ataupun
pakta.
2.1.2 Tujuan Menyimak
Tujuan
menyimak bersifat umum. Tujuan tersebut dapat dipecah – pecah menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang tertekan. Perbedaan
dalam tujuan menyimak itu sendiri menyebabkan perbedaan dalam aktivitas
penyimak yang bersangkutan . salah satu klasifikasi tujuan menyimak
adalah sebagai pembagian berikut :
1) Mendapatkan pakta
2) Menganalisis pakta
3) Mengevaluasi pakta
4) Mendapatkan inpirasi
5) Menghibur diri
6) Meningkatkan kemampuan bicara. Tarigan ( 1997 : )
2.1.3 Peranan Menyimak
Dalam
kehidupan sehari – hari, aktivitas menyimak tidak dapat dilepas dari
kehidupan kita. Di toko, di sekolah, di masjid, di warung, dan dimana
saja menyimak selalu kita lakukan, menyimak merupakan aktivitas penting
dalam hidup kita. Menyimak sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan.
Melalui menyimak kita dapat menambah informasi. Menyimak dapat
memperlancar komunikasi lisan. Menyimak adalah sebagai penunjang
berbahasa yang lain ( berbicara, membaca, dan menulis ).
Artinya bahwa aktivitas menyimak adalah yang tertinggi dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang lain.
Paul
T. Rankin seorang ahli bidang komunikasi, meneliti tentang penggunaan
waktu kerja sekelompok manusia. Laporan Rankin adalah sebagai berikut :
a. menyimak : 42 %
b. berbicara : 32 %
c. mem baca : 15 %
d. menulis : 11 %
Jumlah 100 %
Hasil
ini juga membuktikan bahwa menyimak adalah kegiatan yang paling tinggi
dilakukan oleh manusia. Hasil penelitian lainnya walaupun hasilnya agak
bervariasi namun tetap membuktikan bahwa kegiatan menyimak selalu lebih
lama dari kegiatan berbicara, membaca, dan menulis.
Oleh
karena itu, menjadi sandaran bagi kita akan pentingnya aktivitas
menyimak, aktivitas menyimak sudah seharusnya lebih tinggi dibandingkan
dengan aktivitas berbicara. Untuk menjadi penyimak yang sukses kita
perlu mempelajari keterampilan menyimak, terutama anak didik di sekolah.
2.1.4 Hal – Hal Yang Perlu Disimak
- Khusus mengenai bahasa, lebih – lebih bahasa asing maka pelajar haruslah menyimak serta mengenal, memahami ( karena semua itu mengandung makna ).
2.1.5 Faktor – Faktor Yang Mem pengaruhi Menyimak
Berhasil atau tidaknya menyimak sangat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor :
- faktor psikologis
- prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara
- keegoisan dan kewajiban terhadap minat pribadi serta masalah pribadi
- kepicikan atau kurang luasnya pandangan
- kebosanan atau tidak ada perhatian pada subjek
- faktor fisik
kondisi
fisik seseorang menyimak merupakan faktor yang penting untuk
keberhasilan menyimak, penyimak sering kuramng efektif disebabkan
beberapa faktor berikut ini :
- sangat lelah
- ukuran gizi rendah
- ruangan terlalu panas, lembab atau telalu dingin
- suara bising dari jalan atau kamar sekolah
- seseorang dalam keadaan bingung
- berada dalam keadaan tergesa – gesa
- faktor pengalaman
penguasaan
kosa kata juga mempengaruhi kualitas menyimak. Bahasa yang dipancarkan
dari kosa kata bahasa asing, cenderung mengurangi perhatian menyimak.
Penyimak tidak mendengar ide – ide yang berada diluar jangkuan pengrtian
serta pemahaman mereka.
Sedangkan kesulitan dalam menyimak menurut Luman dalam Tim mata Kuliah Ikip Medan dipengaruhi oleh :
- susuna informasi
- latar belakang pengetahuan penyimak mengenai topok yang disimak
- kelengkapan dan kejelasan informasi yang disimak
- pembicara lebih banyak menggunakan kata ganti daripada kata benda secara lengkap maka teks itu lebih sulit dipahami.
- yang dideskripsikan dalam teks yang disimak mengandung hubungan strategis atau hubungan yang dinamis.
2.1.6 Penyimak Ideal
Secara
umum menyimak dapat diartikan kemampuan menangkap pesan yang
disampaikan melalui lisan, jika dikaitkan dengan proses kegiatan
menyimak, maka menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengar
bunyi bahasa, mengindentifikasi, menginterpretasi makna bunyi bahasa
kemudian menilai dan menaggapi bunyi bahasa.
Menurut
Faisal ( 2005 : 11 ) penyimak ideal adalah orang yang memiliki
kemampuan menyimak sangat baik. Ciri – ciri orang yang memiliki
kemampuan menyimak sangat baik atau penyimak ideal adalah sebagai
berikut :
- siap pisik dan mental
- motivasi dan kesungguhan
- objektif dan menghargai pembicaraan
- menyeluruh dan selektif
- paham situasi dan kenal arah pembicaraan
- kontak dengan pembicaraan
- merangkum isi pembicaraan
- menilai dan menanggapi isi pembicaraan
2.2 Metode Integratif
Pelajaran
yang pertama diterima disekolah adalah menyimak, biasanya siswa disuruh
mendengarkan pembicaraan dari guru. Siswa pasif dan hanya mendengarkan
saja. Terkadang guru menyangka siswanya sudah menmahami apa yang
diucapkannya, tetapi ternyata siswa tidak memahami ucapan guru.
Hal ini terjdi
kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran menyimak yang monoton.
Pembelajaran yang hanya diterapakan dengan cara konvensial saja yaitu
ceramah dan tanya jawab sebelum mencapai hasil menyimak secara optimal dan maksimal . oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi pembelajaran menyimak.
Pada
penelitian dan tindakan ini, penulis akan mencoba memberi masukan
kepada guru kelas V SDN 002 Kasikan, yakni bagaimana cara meningkatkan
kemampuan menyimak siswa kelas V SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan Tapung
Hulu Kabupaten Kampar. Dengan menerapkan metode interaktif. Maka pada
bagian ini dikaji teori yang berkaiatan dengan metode interaktif
tersebut.
Metode interaktif belum akrab dikalangan pendidikan karena metode ini
merupakan metode pembelajaraan yang jarang dgunakan oleh para guru
dalam proses pembelajaran di kelas. Selain terbiasa dengan metode
ceramah dan tanya jawab, mungkin guru juga kurang paham dengan cara
ini. Metode interagtif ini adalah salah satu metode pembelajaran yang
memadukan beberapa aspek. Pemaduan itu bisa terjadi antar aspek dalam
bidang studi yang sama. Dapat juga antar bidang studi yang berbeda.
Menurut
Suyatno ( 2004 : 6 ) integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke
dalam suatu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan
antarbidang studi. Interbidang studin artinya menyatukan beberapa aspek
dalam satu bidang studi diin tegrasikan. Misalnya menyimak
diintegrasikan dengan berbicara dan menulis, menulis diinterghasikan
dengan berbicara, sedangkan antar bidang studi adalah merupakan
pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi, misalnya bahasa
Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.
Dalam penelitian ini penulis mengajak guru kelas V SDN 002 Kasikan untuk
mencoba menerapakan metode integratif ini dalam suatu bidang studi.
Yang diintegrasikan atau dipadukan adalah antara satu aspek keterampilan
berbahasa dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain : keterampilan
menyimak dengan membaca ; keterampilan membaca dengan berbicara ;
keterampilan menyimak dengan berbicara ; keterampilan menyimak dengan
menulis dan atau keterampilan membaca dengan menulis.
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Tempat
atau lokasi penelitian ini adalah SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan
Tapung Hulu kabupaten Kampar. Sekolah ini terletak di Desa Kasikan.
Persis di jalan utama Tapung Hulu.
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan melihat hasil ujian pada
semester I tahun pelajajaran 2008 – 2009. Pelaksanaan dan penulisan
penelitian tindakan kelas menghabiskan waktu selama 2 minggu yaitu dari
tanggal 05 Januari sampai 17 Januari 2009.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 002 Kasikan Kecamatan
Tapung Hulu Kabupaten Kampar dengan jumlah siswa 41. agar penelitian ini
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, maka penulis menetapkan
seluruh siswa menjadi sampel penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data
dikumpulkan dengan melihat hasil latihan harian pada semester ganjil
tahun pelajaran 2008 – 2009. siswa kelas V SDN 002 Kasikan Kecamatan
Tapung Hulu Kabupaten Kampar dengan jumlah siswa 41.
Sedangkan
tingkat aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi. Lembar
observasi tersebut dicatat oleh dua orang obsevasi. Observasi pertama
mengamati kegiatan aktivitas siswa. Hasil ujian siswa diperiksa sendiri
oleh guru kelas sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada analisis
data.
3.5 Teknik Analisis Data
Pengolaan
data dilakukan dengan cara pengumpulan, pengklasifikasian, dan
penganalisis data. Kegiatan analisis data ini terpisah dengan data yang
lain tetapi dilakukan dengan bersama – sama atau secara bolak – balik
dan saling mengisi agar analisis data dapat terlaksana dengan benar.
Sebelumnya data sampel dianalisis terlebih dahulu, ditentukan criteria –
kriteria penilaian untuk kemampuan menyimak. Kriteria – kriteria
tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.
Cara
mengukur kemampuan setiap siswa dengan mengadakan penyekoran yang
disesuaikan dengan metode analisis. Yaitu dengan memberi nilai pada
aspek kesatuan. Kepaduan dan pengembangan berdasarkan
metode penelitian, maka ditetapkan setiap skor diberikan nilai maksimal 4
dan minimal 0.
3.6 Indikator Kinerja
Untuk menentukan berhasil tidaknya PTK ini perlu dibuat target atau sasaran yang dicapai, PTK ini berhasil apabila mencapat target atau lebih.
3.6.1 Ketuntasan individual
Setiap
inidividu dikatakan berhasil atau tuntas apabila menguasai minimal 75 %
materi pelajaran atau minimal nilai 7,5 atau 75. nilai dibawah 7,5
belum dikatakan berhasil. Nilai ditentukan berdasarkan teknk analisis
data yang dibuat oleh penulis. Ketuntasan individu dapat dihitung dengan
rumus :
|
Ketentuan Individu = X 100 %
( Depdikbud 1994 )
3.6.2 Ketuntasan Klasikal
Pembelajaran secara kelas atau klasikal dikatakan tuntas apabila minimal 85 % dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan individu atau nilai 7,5 atau 75.
Ketuntasan Klasikal dapat dihitung dengan rumus bebrikut :
|
Ketuntasan Individu = X 100 %
( Depdikbud 1994 )
Pada
penelitian tindakan kelas ini berati, apabila 13 siswa telah tuntas
secara individu maka klasikal dianggap telah tuntas. Siswa yang belum
tuntas akan diadakan remedial.
Setelah
data diperoleh, data tersebut dikategorikan sesuai dengan pedoman
penilaian yang dikemukan oleh Nugriantoro didalam buku penilaian dalam
pengajaran bahasa dan sastra ( 1995 : 393 ). Yakni :
1. 85 – 100 = baik sekali
2. 75 – 84 = baik
3. 60 – 74 = cukup
4. 40 – 59 = kurang dan
5. 0 – 39 = gagal
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meningkatkan hasil belajar
bahasa Indonesia aspek menyimak dapat ditingkatkan dengan menvariasikan
proses belajar mengajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan berbagai
teknik pembelajaran menyimak. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
membiasakan berkomunikasi antara guru dan siswa dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.2 Saran
Diharapkan
kepada para guru untuk dapat menggunakan metode Integratif pada system
pembelajaran karma system ini dinilai dapat meningkatkan daya serap anak
terhadapa pelajaran hal ini dapat dilihat dengan semakin giatnya anak
dalam belajar
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, Leo Indra, editor Auzar. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru : Cendikia Insani
Depdiknas, Pusat Kurikulum. Balibang. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Jakarta.
Depdiknas, Pusat Kurikulum. Balibang. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Jakarta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya : SIC.
Tarigan, Djago. 1997. Keterampilan Menyimak. Modul 1 – 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ; Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Seterata D II.
Suhendar dan Pien Supinah. Bahasa Indonesia : Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Berbicara. 1997. Bandung. Pioni Jaya.
Udin. K. 1993. Strategi Belajar Mengajar Jakarta. Depdiknas.
http://www.jurnalskripsi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar