BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai Raja
Kec.Perhentian Raja...
"Mereka
akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: Aku akan
bacakan kepadamu c...
Mari
Teman-Teman Seluruh Pelajar Pemuda Dan Mahasiswa Yang berasal Dari Kec. Rakit
Kulim Kita Bersama-sama Membangun Semangat Persatuan Dan ...
Minggu,
01 Mei 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai Raja Kec.Perhentian Raja
adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang berbasis agama Islam yang berada di Kabupaten Kampar. Madrasah Tsanawiyah Bahrul
Ulum bernaung di bawah Yayasan Darul Jamil dan dikepalai oleh Bapak
Muhammad Isnaini Lubis, S.Pd.I. Oleh karena sekolah ini berlatar
belakang pendidikan agama
Islam, maka pelajaran yang diajarkan kepada para santrinya sabagai Madrasah
Tsanawiyah swasta seperti Madrasah Tsanawiyah swasta lainya, lebih ditekankan
pada pelajaran-pelajaran Agama, serta adanya latihan Khusus dibidang Ceramah,
membaca Al-qur’an, membaca puisi-puisi Islam, dan lain sebagainya. Pelajaran ini
biasanya dipraktekkan
dalam suatu acara yang disebut Muhadharah.
Melalui aktivitas atau kegiatan bimbingan Muhadharah ini
siswa dilatih berbicara di depan kelas yang sebelumnya telah dibekali
teknik-teknik berpidato
dan menyampaikan isi pidato tersebut dengan maksud agar mereka memiliki keberaniaan untuk
berbicara didepan publik (public speaking).
Aktivitas itu sendiri berasal dari bahasa inggris active
yang berarti gesit, giat atau bersemangat (Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, 2000 :9), adapun aktivitas dalam
muhadharah ini ialah siswa selalu hadirnya (giat dan bersemangat) siwa dalam
mengikuti setiap kegiatan bimbingan muhadharah yang dilakukan pihak sekolah.
Sedangkan berpidato (public speaking) itu
sendiri merupakan suatu komunikasi lisan (oral communication) di mana
seorang komunikator menyampaikan buah pikiran dan atau perasaannya kepada
sejumlah pendengar untuk tujuan tertentu sesuai dengan kehendaknya. ( Kustadi
Suhandang, 2009 :207).
Kegiatan bimbingan Muhadharah, di Madrasah Tsanawiyah Bahrul
Ulum Pantai Raja ini
di laksanakan satu minggu dua kali, yaitu pada hari kamis malam dan
senin malam. Kegiatan
bimbingan Muhadharah ini diikuti oleh siswa setiap lokal yang ada, dan dibagi atas
empat kansulat; konsulat 1 (Pekanbaru), konsulat 2 (Pekanbaru), konsulat 3 (Perhentian Raja), dan
konsulat 4 (Kuansing). dengan
cara setiap konsulat
mengirimkan utusan, untuk tampil sebagai peserta petugas Ceramah Agama, Membaca
Al-qur’an, Syarhil Qur’an dan lainnya. Dalam pelaksanaanya pihak
sekolah menugaskan beberapa orang guru untuk memberikan bimbingan dan arahan,
bagi setiap peserta yang tampil.
Tujuan
yang diharapkan dari kegiatan bimbingan muhadharah tersebut:
1.
Agar siswa mampu berpidato atau
berceramah dengan baik dan benar.
2.
Agar siswa mempunyai kepercayaan
diri ketika tampil berbicara didepan orang banyak atau khalayak ramai.
3.
Menanamkan rasa keagamaan kepada
siswa.
4.
Melatih untuk menjalankan
ajaran-ajaran Islam.
5.
Membiasakan berakhlak mulia.
6.
Mengajarkan Al-qur’an.
Bimbingan itu sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia,
berasal dari kata bimbing yang berarti petunjuk dan berisikan penjelasan dan
cara untuk mengerjakan sesuatu (Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI :133).
Dalam “Year book of Education” 1955
yang dikutip oleh I. Djumhur dan Moh. Surya(1981;25), disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan bimbingan ialah: “Suatu proses membantu individu melalui
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial( Dept. Agama, 1996 : 3).
Berpegang kepada pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa
yang di maksud dengan bimbingan ialah, suatu proses pemberian bantuan dari
seseorang yang mempunyai kecakapan, kepribadian, dan pendidikan kepada seorang/
individu atau kelompok individu lain, dengan maksud agar objek yang di bimbing
mampu menerima dan melaksanakan apa-apa yang di bimbing.
Namun demikian, berdasarkan studi pendahuluan penulis di
Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai Raja ini, masih banyak siswa yang tidak mampu berpidato
secara baik dan benar, pernyataan ini didasarkan gejala-gejala berikut ini.
1.
Siswa terlihat kurang percaya diri,
ketika tampil berpidato dalam acara muhadharah.
2.
Siswa membaca ayat atau
hadist saat berpidato kurang fasih.
3.
Siswa tidak mampu menguasai audien
(pendengar) ketika berpidato.
4.
Masih ada siswa yang tidak mampu
berpidato ketika acara muhadharah dilakukan.
Melihat latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti permasalahan ini yang akan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah
berbentuk skripsi dengan judul : ” PENGARUH BIMBINGAN MUHADHARAH TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA MADRASAH TSANAWIYAH BAHRUL ULUM PANTAI RAJA”.
B.
Batasan Masalah
Agar lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis hanya
akan membahas permasalahan tentang “ Pengaruh Bimbingan Muhadharah Terhadap
Kemampuan Berpidato Siswa Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai Raja, Kec.
Perhentian Raja, Kab. Kampar”.
C.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumusakan
masalah penelitian sebagai berikut :
- Bagaimana kegiatan muhadharah di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai Raja ?
· Bagaimana
bimbingan yang diberikan kepada siswa?
· Bagaimana siswa
menerima bimbingan yang diberikan?
- Bagaimana kemampuan pidato siswa di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum?
D.Tujuan
dan Manfaat
penelitian
a)
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui kegiatan muhadhrah di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum
- Untuk mengetahui peran muhadharah dalam meningkatkan kemampuan berpidato siswa di Madrasah Tsanawiyah bahrul Ulum.
- Untuk mengetahui kemampuan berpidato siswa di Madrasah Tsanawiyah Bahrul ulum.
b).
Kegunaan Penelitian
1.
Secara teoritis diharapkan menjadi
pendorong bagi peneliti lebih lanjut dan sempurna dalam upaya mengkaji dan
mengembangkan metodologi dakwah.
2.
Secara akademis diharapkan dapat
melahirkan metodologi dakwah dan aktivitas yang lebih gencar dengan cara
mengembangkan ajaran Islam dengan mendisiplinkan yang lain sebgai upaya
pengembangan dakwah Islamiyah.
3.
Secara praktis dapat dijadikan
rujukan penting bagi para pengkaji dakwah dalam usaha mengembangkan meminpin
umat menuju kebenaran.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan penelitian
ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari:
latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan mamfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka teoritis, yang terdiri
dari: kerangka teoritis dan konsep operasional.
Bab III Metode penelitian, yang terdiri
dari: lokasi penelitian, subjek dan objek, populasi dan sampel, variabel,
teknik dan instumen pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data.
Bab IV Penyajian hasil penelitian dan
analisis data
Bab V Penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA
TEORITIS
A.
Bimbingan
Menurut Wingkel yang dikutip dari Buku
Program Akta Mengajar VB (1983:14) Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada orang lain atau sekelompok
orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan
penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikis
(kejiwaan), bukan pertolongan finansial, medis dan lain sebagainya. Dengan
adanya bantuan ini seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang
dihadapinya saat ini dan menjadi lebih mampu untuk menghadapi masalah yang akan
dihadapi kelak (Dept. Agama, 1996 : 3).
Sedangkan menurut Arthur J. Jones yang diikuti
Dewa Ketut Sukardi menyebutkan: Bahwa bimbingan ialah bantuan yang diberikan
oleh seseorang kepada orang yang lainnya dalam menetapkan pilihan dan
penyesuaian diri, serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan
bertujuan membantu penerimaan secara bebas mampu bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri (Dept.Agama, 1996 : 3).
Dalam dua definisi bimbingan diatas, terdapat penekanan kepada pemberian
bantuan sebagai penerima, serta penggerak prilaku seseorang dalam kepribadian
sehari-hari prilaku tersebut untuk menimbulkan kesadaran diri dan pemahaman diri
serta terintegrasi secara utuh. Keadaan ini bisa memahami persoalan hidup dan
kenyataan-kenyataan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu
membahagiakan masa depan.seiring dengan hal diatas bahwa terdapatnya penegasan
penekanan pada bantuan batiniyah sebagai alat manusia untuk berprilaku,
sangatlah erat sekali hubungannya dengan kata agama islam sebagai pembinaan
mental yang harus dilaksanakan dalam hidup manusia yang dimulai sejak lahir
secara baik. Dan ini merupakan upaya nyata dalam memberikan pertolongan
bimbingan kepada seseorang yang telah sesuai dengan kebutuhannya secara riil.
1)
. Pengukuran Bimbingan
Keberhasilan
suatu kegiatan bimbingan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
disebabkan oleh banyak faktor dan yang paling utama sekali ialah, penguasaan
pengelolaan bimbingan terhadap pemahaman secara esensial dari arti
bimbingan itu sendiri.
Agar dapat dicapainya bimbingan yang baik diperlukan organisasi bimbingan yang
rapi, bahkan disadari bahwa organisasi merupakan keharusan agar program
bimbingan dapat berfungsi sebagai kooperatif yang memiliki administrasi
personil, dan serangkaian insfrastruktur yang diperlukan lainya (Juhana Wijaya:
105)
Adapun efektifnya suatu bimbingan ialah:
1.
Adanya perubahan pada cara berpidato
siswa.
2.
Adanya penguasaan bimbingan yang
diberikan pihak guru.
3.
Tidak adanya siswa yang enggan untuk
mengisi kegiatan Muhadharah
2). Proses Kegiatan Bimbingan
Untuk efektifnya suatu bimbingan setidaknya dipengaruhi oleh
beberapa proses di antaranya ialah:
1.
Adanya perencanaan kegiatan
bimbingan.
2.
Adanya pengorganisasian kegiatan
bimbingan.
3.
Adanya pengaktualisasian kegiatan
bimbingan.
4.
Adanya proses penjabaran materi
kegiatan bimbingan.
5.
Adanya pengevaluasian kegiatan
bimbingan (Juhana Wijaya: 107).
Bimbingan memusatkan perhatian pada
objek bimbingan berdasarkan atas penyadaran akan kemuliaan dan nilai bathiniyah
seseorang dan hak untuk mendapatkan bantuan, bimbingan sebagai sesuatu pendirian
yang sama artinya dengan pendidikan, bimbingan sebagai sesuatu yang kontiniu,
bimbingan meliputi tanggung jawab yang berat bagi keadaan dua belah pihak,
bimbingan harus menghormati hak atas pelayanan, bimbingan berarti kooperatif
bukan bersifat pemaksaan, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
objek bimbingan dalam menentukan pilihan-pilihan, rencana-rencana dan
penafsiran mereka masing-masing, bimbingan menghendaki suatu studi tentang
objek bimbingan yang bersifat konferhensif dalam situasi kebudayaan, bimbingan
hendaknya dibebankan kepada mereka yang memiliki panggilan secara alamiah
terhadap tugas itu dan memilki pangalaman baginya, bimbingan merupakan hak luar
biasa bagi kelompok-kelompok spesialis tertentu, fokus bimbingan ialah membantu
objek bimbingan merealisasikan dan mengaktualisasikan diri sebaik mungkin,
bimbingan merupakan penataran objek bimbingan dan sistem pendidikan yang
bersifat massal, bimbingan adalah unsur individualisasi personal dan
sosialisasi, program bimbingan sebaiknya dievaluasi dari segi keefektifanya,
objek bimbingan haruslah dikenal (Hadari Nawawi, 1982 : 95-97).
Berangkat dari teori di atas, dapat
dikataakan bahwa langkah-langkah efektifnya suatu bimbingan ialah:
1.
Program itu
hendaknya dikembangkan secara berangsur-angsur atau tahap demi tahap dengan
melibatkan semua unsur dan staf lembaga perencanaan.
2.
Program
bimbingan menyediakan dan memiliki fasilitas yang diperlukan.
3.
Program
bimbingan memberikan layanan kepada semua objek bimbingan.
4.
Program
bimbingan menunjukan peranan yang penting dalam menghubungkan dan
mengintergrasikan lembaga dan masyarakat.
5.
Program
bimbingan memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian kepada diri
sendiri.
6.
Program
bimbingan memberikan jaminan keseimbangan layanan dalam hal, layanan kelompok
dan individual dan penyuluhan kelompok, individual penggunaan alat mengukur
atau teknik pengumpulan data yang objektif maupun subyektif, pemberian
jenis-jenis bimbingan konseling secara umum dan khusus. Pemberian bimbingan
program lembaga bimbingan dan penggunaan sumber-sumber didalamnya maupun diluar
lembaga yang bersangkutan.
Dari beberapa teori diatas dapat
dikatakan bahwa efektivitas bimbingan adalah segala usaha dan cara mendasar
yang dipergunakan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
3). Aktivitas dalam bimbingan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata aktivitas diartikan
dengan keaktifan mengikuti kegiatan ( Dept.pendd Nasional : 2001). Aktivitas
yang dimaksud dalam tulisan ini ialah, keaktifan atau kegiatan siswa dalam
mengikuti muhadharah yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum
Perhentian Raja.
Zakiah Drajat menyebutkan keberhasilan belajar akan
dipengaruhi oleh berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu dapat di golongkan
kepada keaktifan jasmani dan rohani. Keaktifan jasmani maksudnya, siswa giat
menggunakan tubuh, seperti membuat sesuatu, bermain-main atau pun bekerja.
Sedangkan keaktifan
rohani, siswa aktif menggunakan daya atau jiwa, seperti mendengar, mengamati,
menyelidiki, mengingat-ingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu
dengan yang lain (Zakiah Drajat , 2008 : 136).
Dengan demikian keaktifan seseorang akan melibatkan jasmani ataupun rohani, keaktifan seseorang dalam melakukan
aktivitas , dapat diketahui dari beberapa hal:
1.
Mendengarkan.
2.
Memandang.
3.
Meraba,
mencium, dan mencicipi.
4.
Menulis dan
mencatat.
5.
Membaca.
6.
Membuat
Ikhtisar atau Ringkasan, dan menggarisbawahi.
7.
Mengamati
tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan.
8.
Menyusun paper
atau kertas.
9.
Mengingat.
10.
Berpikir.
11.
Latihan atau
praktek (Wasty Soemanto , 2006 : 107)
B. Pidato
Pidato adalah salah satu bentuk
penyampaian yang menggunakan media lisan, bentuk media lisan itu sendiri antara
lain: khutbah, pidato, ceramah, diskusi dan lain-lain, yang kesemuanya itu
dilakukan dengan lidah atau bersuara (A.Hasyim, 1984 :316).
Pidato atau istilah bahasa Inggris
disebut publik speaking, pada hakikatnya adalah berbicara dimuka umum,
baik langsung maupun tidak langsung. Langsung dalam arti si pembicara langsung
berkomunikasi secara berhadapan muka (face to face) dengan hadirinya.
Namun pidato juga bisa dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui media
massa atau konsumsi umum. Pidato, baik langsung ataupun tidak langsung
pada dasarnya merupakan suatu komunikasi lisan (oral communication) di
mana seorang komunikator menyampaikan buah pikiran dan atau perasaannya kepada
sejumlah pendengar untuk tujuan tertentu sesuai dengan kehendaknya. ( Kustadi
Suhandang, 2009 :207).
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau
berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu
hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan pernyataan tentang
suatu hal atau peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan (http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan).
Menurut kamus umum bahasa indonesia,
W.J.S. Poerwadarmita, pidato adalah : “Ucapan yang tersusun baik-baik, yang
ditujukan kepada orang atau orang banyak ( Dept.pendd Nasional : 2001). Jika definisi
ini sedikit diperluas, maka akan berbunyi : bentuk penyampaian secara efektif
dengan menggunakan bahasa yang tersusun dengan baik dalam pengucapannya
disampaikan kepada sekelompok orang atau orang banyak.
Dalam muhadharah para siswa dituntut untuk berpidato dengan penguasaan, Teknik, materi,
dan gaya bahasa dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu salah satu ilmu yang
harus diketahui para siswa adalah ilmu tentang cara-cara menyajikan dan
menyampaikan materi pidato
dihadapan pendengar
yang disebut rethorika. Pengertian rethorika menurut Onong Uchyana Effendi
(1997:53) adalah ilmu yang membicarakan masalah bicara dan pengertian secara
luas dalam penggunaan bahasa bisa lisan maupun tulisan.
Rethorika adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang
seluk-beluk bicara, sehingga tentang rethorika akan terlahir pembicaraan yang
baik, menarik dan pada akhirnya mampu menarik perhatian jamaah untuk menyimak dan memperhatikan pesan (materi) pidato itu sendiri.
Menurut Wojowasito (1981:541) dikutif
Dalam Webster’s Tower Dictinary (1957:230) menyatakan rhetoric
sebagai seni menggunakan bahasa secara efektif. Dalam bahasa belanda dikenal
dengan istilah retorica sebagai ilmu pidato dalam arti pemakaian
kata-kata dengan gaya yang indah ( Kustadi Suhandang, 2009 :207).
Aristoteles mengungkapkan beberapa fungsi rethorika, yang
salah satunya adalah rethorika merupakan langkah atau upaya untuk mempengaruhi
khalayak (jamaah) dan selanjutnya Aristoteles mengungkapkan tiga cara untuk
mempengaruhi khalayak, yaitu:
1.
Ethos: yaitu kita harus sanggup menunjukkan pada khalayak bahwa kita
memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya dan status yang
terhormat.
2.
Patos: yaitu kita harus dapat menyentuh hal khalayak: perasaan,
emosi, kasih sayang dan kebenciannya.
3.
Logos. yaitu kita harus meyakinkan
khalayak dengan mengajukan bukti atau kelihatan sebagai bukti, sehingga dalam
hal ini kita mendekati khalayak lewat otaknya. (Jalaludin Rahmat, 2000 : 7).
Jika kita perhatikan dengan cermat maka
yang menentukan seseorang itu akan mampu dan sukses dalam melakukan pidato itu
tergantung pada retorika yang dia miliki. Jika ia memiliki retorika yang baik
maka ia akan mampu dan sukses dalam berpidato ( Gentasri anwar, 2003: 2).
Dikarenakan pidato berhadapan dengan
orang banyak, tentu seseorang yang akan berpidato idealnya mempersiapkan
diri secara baik. T.A. Latief Rusydi dalam bukunya mengutif pendapat Dale
Carnegie, menyebutkan ; “ Pidato yang dipersiapkan dengan baik menempati 90 %
perhidangan.
1) . Persiapan Pidato
Setiap orang
yang akan berbicara di hadapan umum perlu menyadari suatu pribahasa yang
menyatakan “Siapa yang naik mimbar tanpa persiapan, akan turun tanpa
kehormatan”. Makna yang terkandung dalam pribahasa ini adalah jika ingin
sukses dan mampu berbicara didepan umum maka terlebih dahulu ia di wajibkan
untuk melakukan persiapan ( Gentasri anwar, 2003: 35)
Menurut
pendapat para ahli komunikasi (retorika) langkah-langkah persiapan
itu meliputi tiga hal yaitu :
a.
Persiapan Fisik
Persiapan fisik adalah usaha-usaha yang
dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh agar selalu dalam kondisi prima
(sehat), langkah-langkah persiapan fisik ini adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan olah
raga secara teratur dan kontinu.
2.
Menghidari
makanan dan minuman yang merusak tenggorokan.
3.
Istirahatlah
pada waktu yang ditentukan.
4.
Hindari masalah
yang berkaitan dengan topik pembicaraan
5.
Jangan terlalu
tegang (serius) saat melalakuka persiapan
b.
Persiapan
Mental
Persiapan mental (kejiwaan) adalah
usaha-usaha yang di lakukan untuk menimbulkan keberanian dan kepercayaan kepada
diri sendiri, sebab seseorang yang tidak melaksanakan persiapan mental akan
mengalami, seperti: demam panggung, cemas, ragu-ragu, kehilangan materi bahkan
bisa kehilangan suara dan semangat. Adapun usaha-usaha tersebut adalah :
1.
Meningkatkan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Meningkatkan
akhlak/moral
3.
Melakukan
dialog dengan diri sendiri
c.
Persiapan
Materi
Persiapan materi adalah usaha-usaha
yang dilakukan untuk menguasai materi yang akan disampaikan dihadapan
forum dengan sistematis, teratur, luas dan mendalam, langkah –langkah yang
persiapan materi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Tentukan dan
rumuskan topik yang akan dibicarakan.
2.
Tetapkan judul
pembicaraan.
3.
Tambah
pengetahuan tentang topik tersebut.
4.
Kumpulkan
bahan-bahan yang berkaitan dengan topik tersebut.
5.
Konsep dalam
sebuah tulisan topik tersebut.
6.
Bacalah secara
berulang-ulang tulisan yang telah dibuat.
7.
Buat ringkasan
tentang tulisan itu.
8.
Cari alat bantu
tentang topik yang akan kita sampaikan.
9.
Cari waktu dan
tempat untuk berlatih. ( Gentasri anwar, 2003: 36)
2) . Kerangka Susunan Pidato
a.
Skema susunan suatu pidato yang baik
:
1.
Pembukaan dengan salam pembuka.
2.
Pendahuluan yang sedikit
menggambarkan isi.
3.
Isi atau materi pidato secara
sistematis : maksud, tujuan, sasaran, dll.
4.
Penutup (kesimpulan, harapan, pesan,
salam penutup, dll). (http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan).
C. Konsep Operasional
Konsep operasional diperlukan untuk
memberikan batasan terhadap konsep teoritis, hal ini sangat perlu agar tidak
terjadi kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini.
Bimbingan yang efektif yang diberikan
kepada siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Bimbingan yang
diberikan harus kontiniu.
2)
Bimbingan hurus
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
3)
Bimbingan harus
memberikan layanan kepada semua objek bimbingan.
4)
Bimbingan harus
memberi kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
5)
Bimbingan yang
diberikan harus bertahap.
6)
Bimbingan harus
melibatkan seluruh staf lembaga.
Keaktifan siswa dalam mengikuti
bimbingan muhadharah di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai Raja dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Siswa selalu
mendengarkan ketika bimbingan muhadharah dilaksanakan.
2)
Siswa
memperhatikan ketika guru memberikan bimbingan muhadharah.
3)
Siswa mencatat
materi bimbingan yang diberikan guru.
4)
Siswa
menanggapi setiap pertanyaan yang diberikan guru pembimbing.
5)
Siswa bertanya,
bila ada hal-hal yang belum jelas dari keterangan guru pembimbing.
6)
Siswa bersikap
tenang selama proses pemberian bimbingan muhadharah oleh guru.
7)
Siswa
mempraktekkan teori-teori atau materi bimbingan yang diberikan guru pembimbing
8)
Siswa berani
tampil kedepan bila diperintahkan guru pembimbing
9)
Siswa tetap
berada diruangan selama proses bimbingan muhadharah berlangsung
Selanjutnya kemampuan berpidato siswa di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai
Raja diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Siswa menguasai
materi bimbingan yang disampaikan.
2.
Siswa mengonsep
atau membuat sendiri pidato yang disampaikan.
3.
Siswa mampu
menguasai audien ( pendengar).
4.
Siswa
berpidato dengan kepercayaan diri.
5.
Siswa mampu
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
6.
Siswa mampu
berpidato secara sistematis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah
Tsanawiyah Bahrul Ulum Desa Pantai Raja, Kec. Pantai Raja, Kab. Kampar.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini
insya Allah dilaksanakan selama 4 (Empat) bulan dengan perincian sebagai
berikut:
No. Aktivitas
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
Januari
|
||||||||||||
1.Mencari literatur
2.Pengajuan judul
3. Bimbingan Dosen
4 . Proposal
5. Penelitian
6. Pengajuan Ujian
7.
Revisi
|
x
|
x
x
|
x
x
|
x
x
|
x
x
|
x
x
|
x
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||
B.
Objek dan Subjek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah
bimbingan muhadharah dan kemampuan berpidato. Sedangkan subjeknya adalah
seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai raja.
C.
Populasi Dan sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil
yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 130-131).
Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan jumlah siswa MTs Bahrul Ulum yang mengikuti kegiatan muhadharah,
mereka seluruhnya berjumlah 157 orang, dan terbagi empat konsulat yang
masing-masing konsulat terdiri dari Pekanbaru I 40 orang, Pekanbaru II 39
orang, Pantai Raja 39 orang, dan Kuansing 38 orang. Disebabkan populasi
yang ada terbagi atas empat konsulat yaitu : Pekanbaru I, Pekanbaru II, Pantai
Raja dan kosulat Kuansing maka sampel yang peneliti gunakan yaitu purposive
sampel. Dimana peneliti akan mengambil sampel tiap-tiap konsulat dengan jumlah
sampel ditentukan sendiri oleh peneliti, dengan pertimbangan itu peneliti
menetapkan sampelnya sebanyak 15 % setiap konsulat, maka setiap konsulat akan
terdapat 6 orang yang akan dijadikan sampel.
D.
Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pengaruh
aktivitas bimbingan muhadharah (variabel X) dan kemampuan
berpidato siswa (variabel Y).
Adapun keterkaitan variabel tersebut dapat dilihat pada
bagan berikut :
Kemampuan Berpidato
Variabel Y
|
Pengaruh Bimbingan Muhadharah
Variabel X
|
E.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Adapun Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah:
- Obsevasi
Obsevasi
merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan
secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki,
baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam
situasi buatan yakni khusus diadakan (Suharsimi Arikunto, 2006:115), sesuai dengan teori tersebut
penulis mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Hal yang diteliti
dalam teknik observasi ini yaitu untuk mendapatkan gambaran umum tentang siswa
di MTs Bahrul Ulum dan gambaran umum tentang lokasi penelitian MTs Bahrul Ulum
Kampar.
- Wawancara
Wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh wawancara (interviu) (Suharsimi
Arikunto, 2006 :145)
pada penelitian ini wawancara ditujukan pada siswa, guru, kepala sekolah, dan
pengurus lainnya tentang Pengaruh Aktivitas mengikuti bimbingan muhadharah terhadap
kemampuan berpidato
siswa di MTs Bahrul Ulum Pantai raja
F.
Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Berkaitan dengan rumusan masalah yang
telah dikemukakan di atas serta tujuan penelitian ini, maka untuk mengetahui
persentase pengaruh Aktivitas bimbingan muhadharah dan kemampuan
berpidato siswa digunakan analisis persentase dengan rumus sebagai
berikut :
r ser }
r ser
= Koofesien korelasi serial
or
=
Ordinat yang lebih rendah
ot
=
Ordinat yang lebih tinggi
M
= Mean
SD tot
= Standar deviasi total
P
= Proporsi individual dalam golongan (Suharsimi Arikunto, 1985: 158).
Penelitian yang peneliti lakukan ini,
penelitian berdasarkan tempatnya digolongkan pada jenis penelitian
research kancah (lapangan), (Drs. Rizal Dairi, M.A, 2010 : 16). Yaitu
penelitian yang yang dilakukan dengan langsung turun kelapangan. Dan
disini peneliti ingin mengkaji permasalahan yaitu tentang korelasi
sebab-akibat, korelasi sebab-akibat itu sendiri merupakan antara keadaan
pertama dengan yang kedua terdapat hubungan sebab akibat, keadaan pertama
diperkirakan menjadi penyebab yang kedua atau keadaan pertama berpengaruh pada
keadaan yang kedua (Drs. Rizal Dairi, M.A. 2010 : 32).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Depertemen
Agama RI. 2006 Alqur’an dan terjemahnya, Jakarta
Pusat, Pundi Aksara.
Jhon
M. Echols dan Hassan Shadily. 2000.
Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, ,
Cet. Ke-25
Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1999. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta.
Balai Pustaka, Cet.ke-10
Asmuni
Syukur. 1993. Dasar-dasar Strategi Dakwah
Islam,Al-ikhlas, Surabaya.
Soemanto. Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan,
Rineka Cipta, Jakarta.
Dairi. Rizal. 2010. Metodelogi Penelitian, Uir
Press, Pekanbaru.
Suharsimi Ari Kunto, 2006. Prosedur Penelitian
suatu pendekatan praktik, Asdi Mahasatya, Jakarta
Suharsimi Ari Kunto, 1985. Prosedur
Penelitian suatu pendekatan praktik, Bina Aksara, Jakarta
Arifin H M Dan Kartika.Etty. 1996. Bimbingan
Dan Konseling, Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta.
Hasyim A, 1984. Dustur Dakwah
Menurut Alqur’an, Bulan Bintang, Jakarta
Kustadi Suhandang, 2009. Retorika
Strategi Teknik dan Taktik Pidato, NUANSA, Bandung
Juhana Wijaya, 1988. Psikolog
Bimbingan, Eresco, Bandung
Gentasari anwar, 2003. Retorika
Praktis teknik dan seni berpidato, Rineka Cipta, Jakarta
Hadari Nawawi, 1982. Administrasi
dan Organisasi bimbingan Dan Penyuluhan pontianak. Ghalilia Indonesia
Zakiah Darajat, dkk, 2008. Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara. Jakarta
Lembaran
observasi
A.
Observasi untuk
bimbingan muhadharah
Bimbingan muhadharah yang efektif yang
diberikan kepada siswa sebagai berikut:
1.
Bimbingan yang
diberikan harus kontiniu.
a)
Sudah kontiniu
b)
Belum kontiniu
c)
Kadang-kadang
2.
Bimbingan hurus
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
a)
Sudah
difasilitasi
b)
Kurang
difasilitasi
c)
Tidak
difasilitasi
3.
Bimbingan harus
memberikan layanan kepada semua objek bimbingan.
a)
Sudah
memberikan layanan
b)
Kurang
memberikan layanan
c)
Tidak
memberikan layanan
4.
Bimbingan harus
memberi kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
a)
Sudah
memberikan kesempatan
b)
Kurang
memberikan kesempatan
c)
Tidak memberi
kesempatan
5.
Bimbingan yang
diberikan harus bertahap.
a)
Bertahap
b)
Kurang bertahap
c)
Tidak bertahap
6.
Bimbingan harus
melibatkan seluruh staf lembaga.
a)
Sudah
melibatkan semua staf
b)
Kurang
melibatkan semua staf
c)
Tidak
melibatkan semua staf
Keaktifan siswa dalam mengikuti
bimbingan muhadharah sebagai berikut :
1.
Siswa selalu
mendengarkan ketika bimbingan muhadharah dilaksanakan.
d)
Mendengarkan
e)
Tidak
mendengarkan
f)
Kadang-kadang
2.
Siswa
memperhatikan ketika guru memberikan bimbingan muhadharah.
a)
Memperhatikan
b)
Tidak
memperhatikan
c)
Kadang-kadang
3.
Siswa mencatat
materi bimbingan yang diberikan guru.
a)
Mencatat
b)
Tidak mencatat
c)
Kadang-kadang
4.
Siswa menanggapi
setiap pertanyaan yang diberikan guru pembimbing.
a)
Menanggapi
b)
Tidak
menanggapi
c)
Kadang-kadang
5.
Siswa bertanya,
bila ada hal-hal yang belum jelas dari keterangan guru pembimbing.
a)
Bertanya
b)
Tidak bertanya
c)
Kadang-kadang
6.
Siswa bersikap
tenang selama proses pemberian bimbingan muhadharah oleh guru.
a)
Tenang
b)
Tidak tenang
c)
Kadang-kadang
7.
Siswa
mempraktekkan teori-teori atau materi bimbingan yang diberikan guru pembimbing
a)
Mempraktekan
b)
Tidak
mempraktekan
c)
Kadang-kadang
8.
Siswa berani
tampil kedepan bila diperintahkan guru pembimbing
a)
Berani
b)
Tidak berani
c)
Kurang berani
9.
Siswa tetap
berada diruangan selama proses bimbingan muhadharah berlangsung
a)
Tetap berada
diruangan
b)
Tidak tetap
berada diruangan
c)
gelisah
Lembaran
observasi
B.
Observasi untuk
kemampuan berpidato
Selanjutnya kemampuan berpidato siswa di Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Pantai
Raja diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Siswa menguasai
materi bimbingan yang disampaikan.
a)
Sangat
menguasai
b)
Kurang
menguasai
c)
Tidak menguasai
2.
Siswa mengonsep
atau membuat sendiri pidato yang disampaikan dengan baik.
a)
Baik
b)
Kurang baik
c)
Tidak baik
3.
Siswa mampu
menguasai audien ( pendengar).
a)
Sangat mampu
b)
Kurang mampu
c)
Tidak mampu
4.
Siswa
berpidato dengan kepercayaan diri.
a)
Sangat percaya
diri
b)
Kurang percaya
diri
c)
Tidak percaya
diri
5.
Siswa mampu
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
a)
Sangat mampu
b)
Kurang mampu
c)
Tidak mampu
6.
Siswa mampu
berpidato secara sistematis.
a)
Sangat mampu
b)
Kurang mampu
c)
Tidak mampu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar