Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
SARI
Daerah
Penelitian terletak di Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur, Provinsi Sulawesi Utara, diantaranya yaitu di Bukit Panang,
Bukit Tungau, Molobog dan Matabulu. Para penyelidik terdahulu telah
menemukan bahan galian emas. Terutama untuk lokasi Bukit Panang terletak
diantara KP PT Avocet dan PT Aneka tambang, dimana di wilayah tersebut
terdapat penambang lokal yang masih aktif hingga saat ini.
Geologi daerah Bukit Panang hingga Benteng terdiri dari batuan vulkanik bersifat andesitik, dengan mineral hornblende yang cukup mencolok, sehingga memperlihatkan bentuk plug dan di Bukit Tungau ditempati oleh batuan sedimen lanauan gampingan dan batugamping. Sedangkan di Molobog terdapat dua bukit ditempati batuan andesit vulkanik sedikit hornblende, bagian atas ditutupi oleh batuan vulkanik muda sebagian masih segar, bersifat andesitik dan sebagian mengalami pelapukan. Demikian juga di Matabulu geologinya sama dengan di Molobog, akan tetapi singkapannya tidak begitu luas, sehingga sulit untuk dilakukan pengambilan conto batuan terubah dan termineralisasi.
Hasil analisis laboratorium kadar emas di daerah Bukit Panang dan Bukit Tungau mempunyai nilai rata-rata kandungan emas sekitar 16,5 gr/ton, sedangkan di Daerah Molobog dan sekitarnya mengandung emas rata-rata sekitar 11,0 gr/ton.
Jumlah sumber daya hipotetik emas di Bukit Panang dan Bukit Tungau Desa Kotabunan, sekitar 1,109 ton emas , sedangkan sumber daya emas aluvial sekitar 117 kg emas. Sumber daya di daerah Molobog dan Bukit Auk, Kecamatan Nuangan sekitar 693,0 kg emas, selain bahan galian emas di daerah penelitian terdapat pula bahan galian/endapan belerang dijumpai di wilayah Kawah Gunung Ambang dengan cadangan 121.456 metrik ton. Kemudian potensi panas bumi di daerah Lombongo (50º C), Binggele (81º C), Hunggayono (40º C) dan Tulabado (80º C) (Hadian dkk., 1974).
Geologi daerah Bukit Panang hingga Benteng terdiri dari batuan vulkanik bersifat andesitik, dengan mineral hornblende yang cukup mencolok, sehingga memperlihatkan bentuk plug dan di Bukit Tungau ditempati oleh batuan sedimen lanauan gampingan dan batugamping. Sedangkan di Molobog terdapat dua bukit ditempati batuan andesit vulkanik sedikit hornblende, bagian atas ditutupi oleh batuan vulkanik muda sebagian masih segar, bersifat andesitik dan sebagian mengalami pelapukan. Demikian juga di Matabulu geologinya sama dengan di Molobog, akan tetapi singkapannya tidak begitu luas, sehingga sulit untuk dilakukan pengambilan conto batuan terubah dan termineralisasi.
Hasil analisis laboratorium kadar emas di daerah Bukit Panang dan Bukit Tungau mempunyai nilai rata-rata kandungan emas sekitar 16,5 gr/ton, sedangkan di Daerah Molobog dan sekitarnya mengandung emas rata-rata sekitar 11,0 gr/ton.
Jumlah sumber daya hipotetik emas di Bukit Panang dan Bukit Tungau Desa Kotabunan, sekitar 1,109 ton emas , sedangkan sumber daya emas aluvial sekitar 117 kg emas. Sumber daya di daerah Molobog dan Bukit Auk, Kecamatan Nuangan sekitar 693,0 kg emas, selain bahan galian emas di daerah penelitian terdapat pula bahan galian/endapan belerang dijumpai di wilayah Kawah Gunung Ambang dengan cadangan 121.456 metrik ton. Kemudian potensi panas bumi di daerah Lombongo (50º C), Binggele (81º C), Hunggayono (40º C) dan Tulabado (80º C) (Hadian dkk., 1974).